Hujan rintik-rintik sore ini membuat aku tertidur dibis, saat aku
hendak pulang dari kampus ke rumah. Walaupun bis ini dalam keadaan penuh tapi
terasa hening sekali, karena semuanya sedang melakukan kegiatannya
masing-masing ada yang sedang memainkan handphonenya, medengarkan musik, bahkan
tidur sepertiku. Untung ada seorang pengamen kecil yang bernyanyi,
menyelamatkan bis ini dari kesunyian, lantunan suara pengamen dengan
gitar kecilnya, ditambah dengan suara rintikan hujan yang merdu membuat aku
tenggelam dalam tidur.
Ketika sampai dihalte, bis yang aku tumpangi berhenti untuk menaikan penumpang.
Aku terbangun karena suaranya lumayan gaduh berbeda dengan tadi. Banyak juga
penumpang yang naik, sehingga menambah kepadatannya. Aku mengambil handphone
serta earphone, niatnya aku hendak melanjutkan tidur dengan mendengar lagu dari
handphone.
Tidak beberapa lama aku sudah memejamkan mata, tapi ada seseorang yang
menyenggol ku dan duduk dibangku samping sebelahku. Seorang laki-laki dengan
perawakan yang cukup tinggi, rambut dan bajunya basah, sepertinya dia seumuran
denganku.
“mba saya boleh duduk disini kan?”
tanyanya dengan senyum
“duduk aja mas.” Jawabku singkat, ku
perhatikan dia manis juga, dia duduk memandang kedepan, tasnya yang besar
dipangku.
“mbanya turun dimana?” Sepertinya dia
orang yang ramah.
“saya nanti turun diterminal, mas
turun dimana?”
“saya juga nanti turun diterminal.”
hening tak ada pertanyaan lagi, mungkin dia merasa tidak nyaman dengan sikapku.
Bis berhenti dihalte selanjutnya, untuk menurukan dan mengambil penumpang. Saat
menaikan penumpang ada seorang nenek naik dan berdiri disamping laki-laki itu,
tiba-tiba dia berdiri dan menawarkan kursinya untuk diduduki oleh si nenek.
Seketika aku berpikir, masih ada juga orang seperti itu dizaman sekarang yang
masih merelakan bangkunya diberikan kepada orang tua, aku salut kepada
laki-laki itu.
Nenek itu pun duduk disebelahku, dia mengobrol dengan laki-laki itu bagai
seorang cucu dan neneknya terlihat hangat. Nenek itu mengajakku untuk bergabung
juga dengan obrolan mereka. Mulai dari hal politik, ekonomi, bahkan sampai
artis-artis indonesia. Dia berbicara dengan senyumnya, kurasa dia juga pintar.
Sehingga kami lumayan bising ditengah-tengah orang yang sedang tertidur dibis
ini.
Setelah obrolah yang ‘berat’, kami sampai juga di
stasiun. Ternyata tujuan kami berbeda-beda, setelah berpamitan aku turun dari
bis dan berpisah dengan nenek itu, dan si laki-laki yang serba tau.
pertemuan yang ruar biasa bareng si nenek. Semoga nanti bisa ketemu sama si nenek lagi :D
BalasHapusPadahal ini bukan ceritain si nenek -___-
Hapusitulah alesan kenapa gue males naik bis, soalnya kalo ada ibu - ibu berdiri, alangkah nggak enaknya kita yang cowok untuk duduk dengan santai, hahah, sisi dibalik cowok yang males naek bus ~
BalasHapusSalam kenal ya
fajarumbi.blogspot.com
salam kenal juga comic :)
Hapusyah padahal keren buat pencitraan didepan orang yang disuka. *apadah gua?*
cowok itu adalah gue
BalasHapusmasa? lu aja ga tau lu siapa :p
Hapus