Haii.. Lanjutan dari Bersama Raya, yang belum baca cerpen sebelumnya baca dulu ya.
4.
Bosan!
Aku bosan! Hari ini Minggu, dan aku
tidak punya kegiatan untuk pergi kemana-mana. Bahkan untuk bertemu dengan temanku, mengantar ibu belanja, atau nonton bioskop dengan Kak Damar. Biasanya hari
Minggu tidak sebosan ini, kalau memang tidak ada yang mengajak keluar,
aku akan menghabiskan waktu di depan laptop untuk sekedar menulis, membaca atau
menonton anime. Tapi untuk hari ini, aku bosan melakukan itu semua.
Aku keluar dari kamar, mencoba untuk
mengamati keadaan sekitar. Ibu dan Ayah sudah tidak ada dirumah, sepertinya
mereka sudah pergi kerumah om yang baru pindah. Masih ada Kak Damar, aku ke
kamarnya untuk melihat apa yang sedang dilakukannya.
Sepertinya Kak Damar sedang sibuk, dia
bolak-balik mencari perlengkapannya, sambil mendengarkan lagu dari band
favoritnya Blink-182. Volumenya menguncang kamar, aku sampai pusing sendiri
mendengar lagu itu.
“Kak..” Panggilku, tapi tak ada jawaban. Aku mematikan lagu yang dia putar melalui
handphonenya, dia yang sedari tadi sibuk mencari langsung berbalik melihat
siapa yang mematikan lagunya.
“Kenapa dimatiin?
Rusuh banget sih.” Omelnya
“Berisik tau.”
Jawabku ringan lalu mendekatinya “Kak, mau kemana? Aku bosen nih.”
“Mau main basket
di lapangan depan.”
“Oh, sama siapa?”
“Ya sama
temen-temenku lah, kenapa, mau ikut?”
“Ga mau ah,
panas.”
“Dih katanya
bosen, tapi ga mau kemana-mana” katanya “udah ah aku mau berangkat.”
“Kak jalan-jalan
aja yuk, kemana gitu, aku traktir deh kali ini.” Rayuku
“Nanti aja ya,
sekarang kakak mau olahraga dulu. Dahhh adikku Airin tersayang, jagain rumah
ya, dan selamat membuluk kebosanan...” Dia keluar dari kamarnya, sial, rayuan
ku tak berguna.
Aku duduk di sofa, melihat arah jarum jam,
sudah pukul 10.15. Aku menyalakan televisi, mencari acara yang seru tapi tidak
ada. Semua acara televisi membosankan,
sepertinya benar apa kata Kak Damar, aku akan membuluk kebosanan di
rumah.
Suara handphone berbunyi, tapi
sepertinya suara itu jauh sekali. Aku mencari ke sekeliling ruang tv, tapi
nihil, tak bisa ku temukan. Sumber suara handphone itu ada di kamar, aku segera
berlari mengambilnya. Sudah ada misscall 2 kali dari Angel. Ketika aku mau
menelpon balik, angel sudah duluan menelpon ku, kebetulan.
“Rin, temenin aku
yuk.” Katanya dari seberang sana.
“Kemana?” Jawabku
“Ga tau,
jalan-jalan aja.”
“Ayooo, kebetulan
aku bosen banget nih di rumah.”
“Ya udah tunggu
aku, 10 menit lagi aku sampe.”
Handphone sudah dimatikan, aku masuk
ke kamar, melihat bayanganku di cermin. Aku menggunakan kaos lengan pendek,
rambut dikuncir kuda dan celana selutut. Ah, sudah tidak usah ganti baju, pasti
tidak jauh juga.
Tak sampai 10 menit Angel sudah
mengetuk pintu rumah, aku melihatnya seorang dengan wajah setengah bule,
mengenakan kaos pendek dan celana selutut sama sepertiku. Untung aku tidak
ganti baju, pasti kita juga tidak akan pergi jauh. Dan dia membawa sepeda
sebagai alat transportasinya.
“Cepet amat, belum
10 menit.” Ledekku
“Joki nih, ayo
buruan rin keburu selesai.”
“Apanya?”
“Ikut aja..”
Aku segera mengambil jaket dan topi,
karena matahari sudah mulai menyinari dengan percaya diri. Mengunci rumah, dan
langsung naik diatas pedal sepedanya Angel. Walaupun Angel cantik, tapi dia
lumayan tomboy juga. Jadi tidak keberatan panas-panasan sambil menggunakan
sepeda.
Angel mengarah ke luar kompleks,
tapi tidak benar-benar keluar. Dia membelokan stangnya, dan sampailah kita pada
tempatnya. Lapangan Basket.
“Sampai.” Angel
menyuruhku turun dari sepedanya.
“Kita ngapain
kesini?” Tanyaku kesal.
“Aku emang mau
kesini.”
“Kenapa ga bilang,
kalau kaya gitu mending aku ga usah ikut.”
--oo—
Aku duduk melihat sekeliling
lapangang dengan kesal, bagaimana tidak? Percuma tadi aku menolak ajakan Kak
Damar kalau ujung-ujungnya aku malah nyamperin ketempatnya, aku harus jaga-jaga
takutnya nanti Kak Damar melihatku, kan aku males kalau diledekin sama dia.
Babak pertama selesai, waktunya
istirahat. Itu Kak Damar! Dia berjalan ke arahku. Aku mengumpat dibalik jaket
yang ku pakai untuk menyembunyikan wajah, takut Kak Damar melihat. Tapi
sepertinya percuma, dia langsung datang memanggil dan duduk dibangku sebelah.
“Eh rin, katanya
ga mau kesini?” Tanyanya sambil meminum air mineral yang dibawanya dari rumah.
“Tau nih Angel,
tadi ngajak aku jalan. Eh, taunya kesini.”
“Oh, gimana bosen
ga di sini? Mau aku kenalin sama temen-temen aku?”
“Engga, ga usah
deh kak.”
“Gapapa, siapa tau
nanti kamu jadian sama temenku, kan aku juga yang untung dapet pj.” Jelasnya
sambil tertawa.
“Kok rada jahat
gitu ya ka?”
“Hahahaha
bercandaaa.”
Saat aku dan Kak Damar sedang
mengobrol, seseorang dari belakang menepuk punggung Kak Damar, aku yakin mereka
pasti sudah akrab. Ya, aku tau dari cara mereka menyapa. Dan aku tau dia siapa.
“Wedehh Bang
Damar, makin keren aja sekarang.” Sapa orang itu heboh, seketika langsung
bingung ketika melihat ku. “Loh ai, kamu ngapain disini?”
“Lah lu kenal adek
gua ray?” Tanya Kak Damar heran.
“Engga Kak.”
Jawabku cepat.
“Kita 1 sekolah,
lebih tepatnya gua kakak kelasnya dia.” Jawab Kak Raya.
“Bohong Kak, dia
ngaku-ngaku.”
“Lah jadi gimana?”
“Iya, dia kakak
kelas aku.”
“Ngaku juga.”
Ledek Kak Raya.
“Loh kok kalian
bisa kenal?” Tanyaku heran
“Jadi gini rin dia
nih si Raya kampret ini, dulu satu komunitas basket sama aku. Dia satu-satunya
junior yang ga takut sama aku, dan ya gini sekarang akrab deh.” Kak Raya
menjawab kebingungan yang tergambar diwajahku.
“Oh gitu.” Aku
menganggukan kepala tanda mengerti.
“Kenapa ga dari
dulu aja bang bilang kalau Airin adek lu, kan gua bisa, ehmmm gimana ya?”
“Mau ini?” Kak
Damar mengepalkan tangannya.
“Adek lu
galak-galak gemes sih bang, suka lah gua sama adek lu.”
“Udah ah, Kak aku
mau nyamperin Angel dulu ya.” Aku berlalu, “Kak baik-baik jangan deket sama
dia, dia itu aneh loh.”
Aku berlalu pergi, malas mendengar
ucapan Kak Raya. Pasti kalau aku tetap ada disana dia banyak ngomong yang aneh
bin ga jelas. Aku ketempat Angel, tapi seperti biasa Angel sibuk dengan Kak
Hengki, kadang aku bingung, sesayang itu kah Angel ke Kak Hengki, sungguh cinta
itu buta.
Babak ke-2 dimulai, Kak Raya yang
tadi baru dateng ikut bergabung dengan tim Kak Damar, Kak Hengki juga masuk ke
tim itu. Melihat mereka ber-3 sepertinya beda dari pada pemain yang lainnya,
mereka memiliki aura tersendiri sebagai pemain basket. Dari postur tubuh mereka
saja sudah terlihat bedanya. Kak Damar, Kak Raya, dan Kak Hengki memiliki
tinggi yang lebih dari pada lawan-lawannya.
Aku melihat pinggir lapangan, di
sana banyak perempuan yang meneriakkan nama Kak Raya. Katanya sih emang
Kak Raya ahli dalam olahraga ini, tapi aku belum pernah liat langsung dia
sedang bermain basket. Jadi, aku kira itu bohong. Ternyata memang benar
permainannya bagus, ku rasa lebih bagus dari permainan Kak Hengki. Saat Kak
Raya menyerang musuh dengan teknik satu lawan satu, terlihat keren sekali,
jujur aku malas mengakuinya tapi memang kenyataannya seperti itu.
Kekompokan
tim mereka bagus, sehingga dari tadi bisa mencetak skor dengan baik. Satu
persatu skor dicetak membuat rentang yang sangat jauh dengan skor lawan.
Diwaktu 3 menit sebelum berakhir, ada lawan yang kesal dan mendorong Kak Raya
hingga terjatuh. Perempuan yang tadi meneriakan namanya langsung histeris
melihat idolanya jatuh, tapi ekspresi Kak Raya seperti tidak terjadi apa. Memang
dasar orang itu, dia terjatuh bukannya menunjukan wajah kesakitan atau apa,
malah tersenyum sambil mengacungkan jempol ke arahku, menunjukan kalau dia
baik-baik saja. Aku terkejut, dan membalas senyumannya.
Permainan
pun dihentikan dengan skor 35-20 pemenangnya adalah grup Kak Damar. Sebenarnya
tidak ada hadiah dari permainan ini, hanya untuk melatih sportivitas dan
meningkatkan kualitas para pemain. Terkadang memang ada yang terbawa emosi,
karena memang suasananya seperti sedang tanding. Angel heboh berlari ke arah
tempat para pemain sedang istirahat, tangannya penuh dengan minuman mineral
yang baru dibelinya tadi di depan.
“YEY! Menang!”
Angel teriak, “Nih minumnyaaaaaa...”
“Makasih leee..”
Jawab Kak Hengki manis
“Kalian kok
menggelikan gini ya?” Kataku
“Tau nih.” Kata
Kak Damar
“Ai, kamu ga
ngasih aku minum?” Tanya Kak Raya dengan suara yang manja
“Raya!” Jewer Kak
Damar
“Emang enak?” Kataku sambil menjulurkan lidah
“Udah yuk kita
pulang.”
“Ayo..”
Aku dan Kak Damar izin pulang
duluan, Angel? Ya pasti pulang dengan Kak Hengki. Di perjalanan menuju pulang,
Kak Damar banyak tanya tentang Kak Raya ke aku, tapi aku tidak meresponnya,
habis pertanyaannya berlebihan. Panasnya benar-benar sangat terik, cuacanya
juga panas, seperti membakar kulit.
Sesampainya di rumah aku baru sadar
ternyata handphone ku tertinggal, saat aku cek sudah ada 2 panggilan tidak
terjawab, dan 2 pesan masuk. Nomer yang sama, Kak Raya! Ah, orang itu memang
punya percaya diri yang luar biasa.
Kak Raya : “Ai,
kamu ga usah panik. Aku baik-baik aja kok.”
Kak Raya : “Tadi
kamu terpesona ya ngeliat permainan aku sampe bengong gitu?”
Airin :
“Siapa yang panik? Aku ga panik tuh. Aku ga liat kamu, aku liat Kak Damar.”
Kak Raya : “Kok
tadi pas aku jatoh, terus senyum ke kamu, kamu bales senyum aku?”
Airin : “Senyum
itu ibadah.”
Kak Raya : “Aku
seneng liat senyum kamu.”
Aku tidak membalasnya lagi, kalau
diteruskan pasti bakal super tidak jelas. Aku lebih memilih tidur, suasanya
enak untuk tidur.
--oo--
Susah syekalehh mengkik publikasikan, dari tadi gagal melulu, terpaksa harus ngetik lagi deh. Hmehzzz banget. Oke gak papa deh *gue strong*
BalasHapusSebelumnya ini cerpen kah? Curhat? Atau cerpen berselubung curhat? Hayo ngaku hayooo *apasih*
Gue suka ceritannya tenlit, ringan, santai, asik aja bacanya. Cerita remaja. Mengingatkan masa lalu *ini gue berasa tua*
Tapi sayang typonya cukup banyak bersliweran. Cukup menganggu gue sebagai penikmat. Macem punya ku, punya mu, ku katakan, itu digabung.
Eng, terus kemana, kesini, kesana, itu dipisah.
Dirumah disekolah juga pisah.
Gitu aja sih, :))
Dan salam kenal nadiah. Ini kunjungan pertama
Maaf onti Latifah, mungkin tombol publikasikan lagi baper.
HapusNo, ga ada unsur curhat di sini. Emang tua :p
Makasih loh sarannya, tadi udah aku perbaiki semoga agak mendingan jadi pembaca bisa menikmatinya secara maksimal wkwkwk
Salam kenal juga latifah, semoga selanjutnya bakal sering main-main ke sini.
Onty? Oke baik lah ponakan, anyway ini gak salah link bw kan yah.
HapusIya bagus itu, jadi lebih sedep dibaca. Jadi sipp. Satu yg hrus dicamkan, aku bukan tua, tetqpi dewasa dan matang, buah kali ah ya,
Amin semoga beth berkunjung dan bersilaturahmi ke blog ini. Asikkk
Ini bener kokkkk...
HapusIya donggg, tinggal dipetik yah? hahaha
Aminnnn..
Ciyee yang diperhatiin sama kak Raya. kak Raya orangnya modus-modus gimana gitu ya. Ciyee yang disukain sama kak Raya.
BalasHapusBosen ah kebanyakan ciyee..
Kayak komennya kak Latifah diatas ini cerpen atau curhat atau curhat yang disusupin cerpen? Tapi suka sih ceritanya ngalur gitu aja.
Penasaran nih hubungannya Airin sama kak Raya entar jadi apa.
Cie yang baca, Cie yang ga diperhatiin :p
HapusIni ga ada usur curhat ya ampun -_- bener deh, kenapa pada bilang curhat sih?
Anda penasaran? sama saya juga wkwk :D
Ciyee yang gak diwaro..
HapusYah biasanya yang bikin cerpen romance gini pasti ada curhatnya lah. Biasanya lho ya.
Penasaran lah kayak gimana hubungannya. Btw itu pas main basket ada jurusnya nggak, kek ada ignite pass atau emperor eye gitu?
#AkuMahApa?
HapusIya sih, dikiiiiiit..
Harusnya sih ada, tapi kalau misalnya dimasukin nanti jadinya kaya kuroko dong *seketika kepiiran kuroko*
Itu pas maen basket di lapangan ada wasitnya engga neng? Kalo ada, kok wasitnya engga diceritain
BalasHapusKalo engga ada, diadain ja
.
Wah romantis juga y neng sama kak raya
So suit dah
Oh iya ya? Ada atau engga ya? Airin ga liat wasit deh kayanya, ga ngerti sama tugasnya wasit apa :(
HapusSo suit...
Keren cerpennya. Simple dan mudah dibayangkan.
BalasHapusMaaf ya gak bisa baca dari awal, hehe
Semangat terus nulisnya. Jangan sampe kaya saya, bikin cerpen kandas ditengah jalan -,-
Nice post
Iya dimaafkan.
HapusSiap bang Ican, semoga ga hilang ditengah jalan, makasih :D
haha, diakhir akhir cerita senyum senyum sendiri, terbawa dalam suasana. Masih ada kejanggalan di titik koma, gue sedikit bingung, tapi ceritanya ajib dah.
BalasHapusgue juga rada bingung, kirain si pemeran utama ceweknya si raya, eh rupanya, namanya airin. Pemeran cowok yg bernama Raya. Sedikit tertipu
Iya? Nanti aku perbaiki deh, maaf ya membingungkan.
HapusHahahaha bukan kamu aja kok yang tertipu, banyak juga yang tertipu :D Gomenn..
Kak Raya keliatannya tipe-tipe cowok suka modus gitu, ya. Keliatanya..
BalasHapusCerpen nya kayak jaman sekarang banget gitu ya. Suka sama kaka kelas gitu. Keren lah pokoknya, wkwk.
Ya bisa dibilang gitu sih.
HapusWkwkwk kekinian ngetzzz :D
Kak raya kok gitu banget ya.. haha
BalasHapusKalo aku jadi airin udah aku colok matanya.. haha
Btw airin itu kamu ya?. hehe
Aku si ngefansnya sama kak Damar. Penggambarannya bagus. Keren-keren gimana gitu.
Sabar, jangan galak-galak.
HapusBukan akuuuu.. Ngefans sama kak damar? iyalah keren-keren menggoda gitu wkwk
ceritanya dibikin Kak damar jadian sama airin donk, terus nikah.. biar ekstrim.. haha
HapusIni abang-adek asli, mana bisa gitu. Nanti aku dikecam sama orang-orang kak~
HapusLama2 kayak ftv ini. Jadian deh.. walaupun bilang gak suka gue yakin nanti jadian. Biar kak samar dapet pj.. Wkwkwk
BalasHapusEh iya, tapi hati2 juga si. Kayaknya dia ahli bgt gombal. Mungkin udah sarjana gombal kali ya... hehe
Maafkan daku, mungkin lama-lama ini nanti kek cerita tukang bubur naek aji. tapi kaga panjang-panjang amat kok..
HapusRaya belajar dari Dilan :D
Sukaa pas bagian dia ngaca. Nggak tahu kenapa suka aja. \:p/
BalasHapusAda aura terpancar kah? :D
HapusLucu namanya Raya, nama panjangnya pasti Hari Raya... hahaha...
BalasHapusTapi orangnya suka gombal banget ya dan PDnya gak ketulungan OMG
Apa ini namanya jatuh cinta pada pandangan pertama yak?
Tapi kayanya judulnya kurang pas deh sama isi cerita,,, heheh PEACE...
Bukannn atuh kakak Erni hehe..
HapusMungkin bisa gitu, aku juga tak mengertii..
Kayanya sih emang gitu, soalnya waktu pas nentuin judul aja bingung. jadi diambil secara garis besar aja deh, walaupun ga nyambung hehe :D
cuaca paans membakar kulit sama dong kayak di pekanbaru.. muhehehe...
BalasHapusalah pasti baper tuh si Airin pas kak raya nya bilang seneng liat senyumannya...
hahaha
Pekanbaru panas ya?
HapusYa gigtu deh dia mah..
Suka cerita kayak gini, kakak-adek yang deket banget ditambah temen kakaknya yang naksir adeknya, jadi ngebayangin konflik-konflik apa yang bakal muncul nanti. :D
BalasHapusTungguin yaaa...
Hapusnamanya bagus raya
BalasHapusKamu juga namanya bagus ya 'pengobatan benjolan di payudara'.
Hapusbagus cerpennya.. tidak bertele2 dan mudah dibayangin juga. keep writing y
BalasHapusHehehe makasih yaaa..
HapusHehehe makasih yaaa..
HapusWaaah cerita nya ala-ala ABG ini ya.. BTW itu kak Rayanya kece nggak? kalo kece pasti udah dibikin baper haha
BalasHapusKece atau engganya relatif sihhh
HapusHaa. Endingya bikin senyum2 XD
BalasHapusNice.. btw aku gak pake baca sebelnya sih... good (y)
Hehehe makasih kak Vindy..
HapusGapapa mba, siapa tau sukaa :D
Hmm, padahal di awalnya Airin udah nggak mau di ajak ke lapangan basket ya sama Kak Damar, eh si Angel malah ngajakin kesana haha. Tapi gapapa, kan di lapangan basket Airin bisa ketemu sama Raya.
BalasHapusTernyata Raya juga temennnya kak Damar yaa. Lucu juga oas si Raya oengen deketin Airin tapi kak damarnya ngelarang haha. Emang gitu sih sosok kakak, mungkin pengen melindungi adiknya gituu.
Keren loh ini ceritanya, romantis-romantis gimanaa gitu. Bikin senyum-senyum sendiri hehe.
Iyalah kakak cowok yang baik #DamarKakakPengertian hehehe
HapusMakasih hehehe :D
Nad, gue baca ni yg pertama kemaren. Ini yang kedua ya? Atau ini udah happy ending. XD Soalnya karakter Raya emang bikin gue agak giman2 gitu.
BalasHapusDari awal kemaren dia tiba2 suka dan ngasi apa kemaren? Jam ya? Lupa gue. Mungkin jam kalo gak salah. Sekarang, la wong disenyumin aja, udah baper.
Ngikut komentar di atas, gue juga ngerasa ini kecampur sama curhat ya nad? Ngaku aja deh... Ya, cerita seperti ini ringanlah buat gue yg sudah nggak muda lagi. XD
Ini udah ke-4 pangeran :( Agak gimana? alay kah? Maafkan :))
HapusJam pangerannn, namanya juga dia mah lemah anaknya disenyumin aja baper..
Ampun aku dikeroyok suruh ngaku ini curhat atau enggaa -_- Keringanan sampe berterbangan yaks? Hehehe masih muda kokkk.... berapa tahun yang lalu
Cowok yang super PD kayag si raya itu memang kampret banget deh, cara modusnya dapet banget. pasti lama kelamaan bisa jadian tuh mereka :D semoga...
BalasHapusbiasanya kalo pas hari libur keluar rumah, eeh ini dirumah ajah bakal jadi sangat bosen dirasa, gue sendiri pun gitu, kadang gue berharap ngak ada hari libur biar gue ngak bosen dirumah tapi hari libur juga sangat berarti bagi gue.
gue juga ngikut sama pangeran, ini keliatan jelas seperi curhat, ngaku ajah deh ini true story banget kan, iya kan, iya kan..
Hehehe ya gitu deh si Raya mah, anaknya modusan banget..
HapusCie sehati sama Airin :P
Ga ada true storynya sama sekali, akuh seriussss...
Anjeeeer, percakapan terakhirnya bikin senyum-senyum sendiri, padahal aku cowok 😂
BalasHapusWah ceritanya keren. Lanjutkan...
Siapppp, baca yang selanjutnya juga donggg..
Hapusraya.. raya.. raya... *jadi suporter basket ceritanya*
BalasHapuswhahaha, tebal juga mentalnya raya di dialog terakhir. biasanya tipe-tipe cowok kayak gitu adalah tipe yang anti baper, tapi gampang ganti cewek.
So tauu, enggalah, setia Raya mah.
HapusKak Raya sukanya gitu ya, bikin kikuk hahahha
BalasHapusIni cerita asli bukan ya?
Bukan kak, ini fiksi :(
Hapus